Teknik 5

ALUR SEJARAH

( TIMELINE )

 

Pengertian

Timeline adalah teknik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu.

Alasan melakukan timeline adalah :

1.   Teknik ini dapat menggali perubahan-perubahan yang terjadi, masalah-masalah dan cara menyelesaikannya, dalam masyarakat secara kronologis,  .

2.   Teknik ini dapat memberikan informasi awal yang bisa digunakan untuk memperdalam teknik-teknik lain.

3.   Sebagai langkah awal untuk teknik trend and change

4.   Dapat menimbulkan kebanggaan masyarakat dimasa lalu

5.   Dengan teknik ini masyarakat merasa lebih dihargai sehingga hubungan menjadi lebih akrab.

6.   Dapat untuk menganalisa hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan masyarakat, seperti; perkembangan desa, peran wanita, kondisi lingkungan, perekonomian, kesehatan atau perkembangan penduduk.

 

Tujuan

Tujuan time line adalah

  1. Mengungkap kembali alur sejarah masyarakat suatu wilayah yang meliputi; Topik-topik penting yang terjadi pada tahun-tahun tertentu.
  2. Mengetahui kejadian-kejadian yang ada di dalam masyarakat secara kronologis.
  3. Mengetahui kejadian penting masa lalu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
  4. Masyarakat memahami kembali keadaan mereka pada masa kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam kehidupan mereka dimasa lalu.

 

Langkah-langkah Pembuatan Timeline

Langkah-langkah yang dilakukan selama proses timeline adalah sebagai berikut;

1.   Memilih Nara Sumber Lokal (masyarakat asli) yang sudah lama tinggal di daerah tersebut dan benar-benar memahami sejarah wilayahnya.

2.  Tim dan Nara Sumber Lokal yang terpilih menentukan waktu dan tempat pertemuan

3.   Setelah semua peserta berkumpul, ketua tim memperkenalkan diri kepada seluruh peserta yang hadir.

4.   Selanjutnya menjelaskan pengertian timeline (penelusuran alur sejarah desa), tujuan serta manfaat kegiatan ini.

5.   Diteruskan dengan menjelaskan hal-hal yang akan digali dalam pembuatan timeline.

6.   Setelah semua Nara Sumber Lokal paham, peserta & tim bisa memulai proses penggalian data melalui sumbang saran, tanya jawab dan diskusi. Untuk memulai dialog bisa dibuka dengan bagaimana asal usul nama daerah tersebut. Catatan : Kalender sosial didesa akan membantu mengingat peristiwa dimasa lalu.

Dalam menggali informasi bisa dengan memberikan stimulasi (mengingatkan kembali) topik-topik seperti misalnya;

Catatan khusus: point-point yang dapat dipakai untuk memulai penggalian informasi.

  • Dimulai dengan mengetengahkan sejarah terbentuknya pemukiman, asal-usul penduduk atau perkembangan jumlah penduduk.
  • Bisa dilanjutkan dengan topik tentang alur sejarah tersedianya sarana atau prasarana (infrastruktur); jalan raya, saluran air, perumahan, puskesmas, sekolah, sarana komunikasi, transportasi dan tempat ibadah.
  • Untuk memperdalam topik bisa dilanjutkan dengan diskusi tentang perubahan status pemilikan, penguasaan dan penggarapan tanah. Serta perkembangan usaha ekonomis masyarakat, misalnya kapan mulai menjadi pegawai, pedagang, petani dan jenis pekerjaan lain.
  • Selain topik diatas, bisa ditambah dengan menggali tentang bagaimana tanggapan masyarakat terhadap masukan pembinaan atau pendampingan yang diterima. Serta apa saja masalah yng dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
  • Untuk mengetahui bagaimana penanganan kesehatan, bisa diskusi tentang terjadinya wabah penyakit yang pernah menimpa daerah tersebut.
  • Kejadian yang berulang dapat dijadikan topik penting untuk dibahas lebih mendalam.
  • Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan.

 

7.   Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi selama proses, misalnya; informasi/ data apa saja yang harus dimasukkan tabel timeline dan bagaimana cara menyusunnya kronologis alur sejarah. Serta cara cross check data.

8.   Setelah penulisan selesai, pemandu meminta kepada seluruh peserta untuk melakukan triangulasi data (check dan recheck data / probing data yang sudah dikumpulkan). Usahakan untuk mempresentasikan hasil timeline kepada para peserta, untuk penyempurnaan data, apabila waktunya mencukupi.

9.   Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi. Kalau  pembuatan  bagan dan diskusi sudah selesai, bagan digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).

 

Review Data

Setelah proses timeline selesai, pemandu meminta kepada seluruh peserta untuk melakukan triangulasi data (check dan recheck data atau probing data yang sudah dikumpulkan).

Teknik 5

BAGAN PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN

(TREND AND CHANGE)

Pengertian

Bagan Perubahan dan Kecenderungan merupakan teknik PRA yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadiaan serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan. Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya jumlah pemeluk agama Islam, jumlah musholla, jumlah masjid, jumlah gereja, jumlah majlis taklim, dan lain-lain.

Tujuan

Tujuan melakukan analisa trend and change dalam PRA adalah untuk:

  1. Mengetahui kejadian masa lalu dalam rangka memprediksi kejadian pada masa yang akan datang.
  2. Mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui faktor yang paling mempengaruhi suatu fenomena.
  3. 3. Dengan Bagan Perubahan, masyarakat dapat memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut.

 

Bagaimana membuat Bagan Perubahan dan Kecenderungan?

Bagan Perubahan dan Kecenderungan dapat dibuat di atas kertas atau di tanah. Bahan-bahan yang bisa digunakan, berupa biji-bijian, kerikil, atau bahan lain yang mudah didapat dan mudah dipahami masayarakat. Hasilnya Bagan Perubahan dan Kecenderungan digambar atas kertas, papan tulis atau di tanah.

Langkah-langkah pembuatan Bagan Perubahan meliputi:

  1. Lakukan persiapan-persiapan seperlunya.
  2. Diskusikan bersama masyarakat perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa serta sebab-sebabnya.
  3. Sepakatilah topik-topik utama yang akan dicantumkan ke dalam bagan.
  4. Sepakatilah simbol-simbol yang akan dipakai, baik untuk topik (gambar-gambar sederhana) maupun untuk nilai (biji-bijian, kerikil dan lain-lain)
  5. Sepakati bersama masayarakat selang waktu (range) yang akan dicantumkan.
  6. Buatlah bagan di kertas, papan tulis atau tanah
  7. Diskusikan perubahan-perubahan, sebab-sebab, akibat-akibatnya, apakah perubahan akan berlanjut pada masa depan (kecenderungan)
  8. Simpulkan bersama masayakat persoalan-persoalan dibahas dalam diskusi
  9. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi. Kalau  pembuatan bagan dan diskusi sudah selesai, bagan digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).

Teknik 6

BAGAN PERINGKAT

(MATRIX RANKING)

 

 

Pengertian

Kata Matrix Ranking berasal dari Bahasa Inggris. Matrix artinya susunan dalam bentuk kolom. Ranking artinya urutan, posisi, kedudukan, penggolongan. Dengan demikian arti terminologi matrix ranking adalah suatu tehnik PRA yang dipergunakan untuk menganalisa dan membandingkan topik yang telah diidentifikasikan dalam bentuk ranking/ scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topik bagi masyarakat.

Tujuan

Tujuan dilakukannya Matrix Ranking adalah untuk membuat urutan prioritas ‘pilihan’ bagi masyarakat.

Alasan digunakannya Matrix Ranking

Matrix Ranking perlu dilakukan dengan alasan sebagai berikut :

®      Dapat memilih prioritas secara obyektif dan demokratis serta sistematis.

®      Masyarakat memilih secara obyektif dan rasional

 

Langkah-langkah Membuat Matrix Ranking

Persiapan

  1. Persiapkan bahan bahan temuan dari proses sebelumnya, bahan tersebut akan menjadi masukan pokok untuk diskusi matriks ranking.
  2. Tentukan anggota masyarakat sebagai peserta, diutamakan adalah mereka yang mengikuti secara aktif proses sebelumnya.
  3. Jumlahnya tidak ditentukan, tetapi sebanyak mungkin mereka yang mengikuti proses sebelumnya.

Pelaksanaan

  1. Jelaskan tujuan pertemuan dan jelaskan proses dan langkah yang akan dilakukan. Jelaskan juga bahwa peranan semua peserta sama, semua orang yang hadir dapat menyampaikan pandangannya.
  2. Mulailah presentasi hasil proses sebelumnya. Presentasikan topik-topik temuan kepada masyarakat. Lebih baik presentasi dilakukan oleh masyarakat sendiri, pilih wakil diantara mereka untuk mempresentasikan hasil kelompok.
  3. Mulailah membuat contoh matrix ranking, dengan menuliskan daftar masalah yang pernah ditemukan. Time line, trend and change sangat berguna untuk membantu menganalisa  prioritas masalah.
  4. Diskusikan dengan masyarakat. Tanyakan kriteria pemilihan alternatif dengan pertanyaan, faktor akibat/ dampak bagi masyarakat, siapa yang dirugikan, siapa yang diuntungkan.
  5. Pemilihan alternatif ini bisa memanas situasinya. Dalam kondisi begini kadang-kadang perlu adanya break sebentar untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang berbeda pendapat mendiskusikannya (lobby). Hindari kejadian Walk out, karena hal ini akan memperpanjang masalah.
  6. Setelah selesai tanyakan kepada masyarakat: apakah mereka mampu menyelesaikan masalah tersebut. Manakah yang paling bisa diatasi. Tanyakan faktor pembatas, faktor pendukung, dan manfaat bagi masyarakat.
  7. Simpulkan bersama masayakat persoalan-persoalan dibahas dalam diskusi.
  8. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas mendokumentasi semua hasil diskusi. Kalau  pembuatan matrik dan diskusi sudah selesai, matrik digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai gambar masyarakat).

(BERSAMBUNG-)